30 Hari Bercerita - Day 1 - Kisah Malam Tahun Baru, Asam Lambung, dan Balitaku
Nggak terasa sudah masuk ke 2023. Dan jatuhnya di hari Minggu. Nggak asik
banget, kan? Apalagi buat ibu bekerja seperti saya. Harapannya tanggal merah
banyak, gaji naik tiap tahun, dan kerjaannya jangan banyak-banyak. Tapi apa mungkin?
Namanya juga harapan, ye, kan?
Sayangnya juga kondisi kurang baik sejak semalam. Asam lambung tiba-tiba
ngajak malam tahun baruan. Sebelumnya, sempat jalan-jalan sama anak-anak ke area
Galaxy-Bekasi, tapi nggak lama. Ngeliat anak-anak pada lemes ngantuk, padahal
sudah tidur siang. Niat mau cari makan akhirnya cuma dapat kembang api. Sampai
di rumah pun mereka main sebentar, dan tidur sebelum jam 12. Akhirnya kembang
apinya pun nggak jadi dipasang. Mungkin anak-anak paham, ya. Semalam mamanya
mau drop, karena sampai demam agak tinggi. Jadi mereka milih tidur aja,
mungkin.
Entah harus bersyukur atau sedih punya anak-anak yang lebih betah di
rumah dari pada di public area. Intinya nggak selalu mereka happy kalau di ajak
keluar rumah. Padahal, di rumah kami sudah diskusi, lokasi mana yang dituju,
tapi setelah sampai di tempatnya, alih-alih senang malah manyun minta pulang.
Kembali lagi ke soal asam lambung, ini sakit sudah bertahun-tahun. Sampai
nggak bisa bedakan mana asam lambung, mana maag. Dua-duanya itu followers saya.
Kalau sudah muncul rasanya cuma mau rebahan, nggak mau lihat orang, pengen gegoleran
di kasur. Tapi, apa bisa begitu dengan kondisi masih punya anak balita? Jelas,
tidak! 😕😕
Apalagi anak saya aktif bukan main. Perempuan tapi agak tomboy. Beda sama
saya yang manis, halus, lemah lembut, dan kemayu.
Anak kedua saya, si Orlee, dia perempuan, usianya baru 3,5tahun. Dia itu
memang lebih dekat sama saya dibanding papanya. Pokoknya apa-apa mama. Tantrum
juga yang boleh meluk dia cuma mama. Definisi anak perempuan lebih dekat sama
mamanya ya si Orlee ini. Lihat saya pakai celana panjang aja histerisnya udah
kayak mau ditinggal umroh. Pokoknya, mamanya harus di rumah, dasteran. Nggak
boleh dandan, karena kalau dandan pasti mamanya mau pergi dan dia ditinggal.
Padahal saya kan kerja, bisa dibayangkan main kucing-kucingan tiap hari sama
dia?
Tapi biar gimana pun, saya menikmati aja masa-masa kayak gini. Saat asam
lambung atau maag muncul, tetap harus gendong Orlee, harus nenangin dia kalo
tantrum, masih harus nyuapin dia karena masih suka manja nggak mau makan
sendiri. Ngurus semua kebutuhan dia dari A-Z adala kewajiban saya. Lagi pula ini
nggak akan lama. Waktu terus berjalan, anak-anak makin besar, giliran saya yang
harus terbiasa seorang diri tanpa mereka.
Ah, kok jadi sedih. Nggak … nggak. Di awal tahun ini, saya mau semua
lebih baik, apa yang dikasih ke saya harus saya terima, cobaan kayak apa harus
dimakan, yang pasti harapan saya, saya bisa sehat terus supaya bisa nemenin
anak-anak sampai waktunya mereka mandiri.
Selamat tahun baru 2023, teman-teman.
0 comments:
Posting Komentar