Sebuah blog yang berisikan tentang perjalanan wisata sejarah dan perjalanan kehidupan

Minggu, 08 Januari 2023

Review Film : Masooda (2022)


 

https://timesofindia.indiatimes.com/



Selamat hari Minggu, Gengs...


Karena terlalu jatuh hati sama film ini, gue mau belajar review tipis-tipis, ah.

Jadi, film ini menceritakan tentang seorang ibu tunggal yang berprofesi sebagai guru bernama Neelam (Sangeetha), yang harus menghadapi masalah bahwa anak gadis remajanya mengalami kesurupan. Arwah yang masuk ke tubuh remaja itu adalah milik seorang perempuan penyihir yang jahatnya kebangetan bernama Masooda (Akhila Ram).

Selama hidup, Masooda memiliki banyak followers (walaupun nggak centang biru) yang bantu dia untuk menghabisi banyak nyawa orang-orang yang berseberangan sama dia. Untungnya si Neelam ini nggak sendirian, dia punya tetangga kontrakan bernama Gopi Krishna (Thiruveer).

Pun cowok ganteng berkarier bagus ini jomblo dan terlihat gampang galau, tapi dia selalu berusaha ada dan pasang badan untuk ibu dan anak itu. Bahkan ia sempat mengorbankan rencana promosi jabatannya di kantor demi membantu Neelam. Cewek yang lagi diajak pedekate pun sampai bete karena Gopi suka ilang-ilangan karena lagi sibuk jadi pahlawan.





Sama halnya seperti film-film exorcism Holywood punya, dokter, pemuka agama, sampai dukun, dilibatkan di sini.

Tapi yang saya suka di sini, tiap anaknya sadar dari kesurupan, nggak ada adegan dia dikasih minum teh anget kayak orang-orang kesurupan di Indo apalagi sampai dikasih minyak angin, NGGA ADA!

Film berdurasi 2 jam 40 menit ini sama sekali nggak bikin bosen (kata gue). Sejak awal sampai akhir banyak ketegangan, walaupun di beberapa scene ada selingan humor ciri khas film – film India, namun nggak merusak image Masooda sebagai film bergenre Horror dan Thriller.

Kalau minggu-minggu ini kalian bokek tapi wifi masih idup atau kuota internet masih banyak, boleh banget ini film ditonton. Buat yang penakut, nontonnya siang-siang, ya. Buat yg pemberani, nonton ini tengah malem sambil main jalangkung di kuburan juga boleh 🤣😜


#reviewfilmmasooda
#30haribercerita
#30hbc2308

Selasa, 03 Januari 2023

Penilaian Leo Untuk Cancer


 





Gegara post soal zodiak Leo sebelumnya, akhirnya saya terpikir untuk membuat post lagi yang berhubungan dengan cara pandang saya sebagai Leo terhadap zodiak lain. Pilihan saya jatuh ke … pa … da …. Cancer (ayooo mana tepok kakinyaaaa)

 

Saya pernah punya hubungan spesial dengan orang yang memiliki zodiak Cancer, orang yang lahir di antara 21 Juni – 22 Juli. Banyak hal yang memang “beda” dari zodiak ini sejauh yang saya tahu. Kalau saya bilang karena usianya jauh di atas saya dan dia ngemong, pasti banyak khalayak ramai yang akan bilang itu wajar karena dia TUWAK. Tentu tydack Alejandro. Beberapa kali (padahal cuma 2) saya dekat dengan yang lebih tua tapi tetap kekanak-kanakan. Baru ini yang ke bapack2an.

Dari berbagai sumber yang saya baca, sifat-sifat yang menonjol pada Cancer itu mereka sopan dan sangat santun, setia, melankolis, penuh rahasia, posesif dan banyak pengagumnya (walau tidak rahasia)

Kali pertama saya ketemu sama si Cancer ini (setelah beberapa saat cuma sekadar chat dan tlp) sikapnya sopan. Waktu itu dia bawa motor, jemput saya untuk sama-sama menuju venue first date, eakkkkk. Nggak ada adegan rem-gas-rem-gas kayak anak motor yang cuma aktif pas ngabuburit nunggu buka puasa. Bawa motornya lihai, sempat nanya dalam hati “udah lama kali ini ngojeknya, ya.” Cuma nggak sampai hati buat nanya aowowkwkwk. Santunya terlihat saat saya kenalkan ke orang tua. Jangankan saya, mamak saya pun jatuh cinta.

 

Cancer ini penuh kasih sayang. Oh, jelas. Sama hewan aja dia sayang apalagi sama orang. Benar-benar He always treats me like a queen. Cowok mau nunggu cewek ke salon tanpa ditinggal dulu ke mana-mana, itu layak diberi ganjaran yang setimpal. Saya itu paling panik kalo bulu mata palsu ambyar, pernah marah-marah banget karena dia jemput pake motor. Padahal dia jemput pakai motor karena langsung dari tempat kerja. Tapi dia ga marah-marah, lho. Tetap tenang biarpun mukanya eneg liat gue. Wkwkwkkwkw


Banyak artikel yang mengagung-agungkan Cancer sebagai sosok yang setia, terutama Cancer laki-laki.

Cancer itu setia (katanya). Maksud setia di sini jika si Cancer sudah suka sama 1 orang, maka orang lain pun diabaikan, pun dia baik sama banyak perempuan ya sambil lalu aja. Yang pasti sih nggak pernah ada keributan sama si Cancer ini soal kesetiaan, saya approved sih di statement ini.

 

Sebagai si pecinta kelas berat, wajar juga kalau si Cancer ini melankolis. Dia nggak pernah bicara dengan nada tinggi, selalu halus, biarpun kalimat per kalimatnya lebih mengiris daripada pisau-pisau yang sekarang banyak dijual di tiktok karena kebangetan tajam. Dia peka, istilah sekarang baperan, padahal peka itu bagus, karena tanpa diminta dia sudah tahu bagaimana harus bersikap. Tapi kadang kelewatan, maksud kita nggak sampe sana, tapi dia suka kelewatan. Contoh : Gue dari Bekasi minta antar ke Rawamangun, dia tahu-tahu nganternya ke Priok. Gitu.

 

Cancer ini penuh rahasia, saya rasa nggak semua. Atau nggak semua ttg dia saya tahu, ya? Entah. Yang saya paham Cancer yang saya kenal ini cukup terbuka pun soal banyak hal yang sekiranya cukup sensitive.

 

Cancer sosok posesif, masa?

Kayaknya sih enggak, ya. Dia Cuma perlu tahu kamu di mana, sama siapa, lagi apa, VC, yuk. Itu posesif kah? Ndak seberapa dibanding Leo, gaesss. Leo kalau sudah interogasi mirip Eugene Francois Vidocq, tahu gak dia siapa? Buka google, jangan males.

Posesifnya Cancer masih bisa ditolerir, Cuma untuk yang anti ditanya-tanya memang Cancer ini agak menakutkan untuk dijadikan pasangan.

 

Btw, walaupun lagu Koplo berjudul “Ojo dibanding-bandingke” itu sedang jadi trend, tapi tidak untuk pengagum Cancer. Mereka tetap akan punya dan dengan sengaja menyediakan “tempat” untuk si Cancer ini, akan tetap punya banyak waktu untuk membanding-bandingkan si Cancer ini dengan pasangannya yang baru.

Tapi ... kembali lagi, ini penilaian saya sebagai Leo yang mencoba menilai Cancer dari sudut pandangnya. Kalau pun beda sama kalian, ya ... wajar-wajar aja. Perbedaan itu perlu, untuk saling melengkapi, saling mengingatkan.

Semangat terus sampai hari terakhir di Januari, ya, temans.

#30haribercerita

#30hbc2303

 

Senin, 02 Januari 2023

Tentang Zodiak


 


Di hari ke-2 ini kayaknya asik ya kalau bahas zodiak. Siapapun sekarang bisa tahu karakter zodiak cuma modal kuota. Buka google dan beres. Mulanya tertarik lihat karakter zodiak, lalu berlanjut dengan hobi melihat ramalan zodiak tiap minggu. Kadang bacanya sambil senyum-senyum kalo isi ramalannya yang baik-baik. Kadang bisa sampai emosi kalau ada ramalan yang buruk akan terjadi. Aku bisa nebak nih apa yang kalian liat di tiap ramalan zodiak berdasarkan status. Untuk yang statusnya sudah berkeluarga biasanya lihat zodiak di poin karier dan keuangan. Yang sudah berumur pada umumnya sih di poin Kesehatan. Nah, buat yang jomblo apalagi garis keras, yang akan dicari paling pertama adalah soal asrama eh asmara. Ya, kan? Ngaku dah lu. Kwkwkwkwkw.

 

Tapi kalian pernah denger nggak sih, ada yang bilang percaya zodiak itu musyrik? Eh, tapi gini, nggak semua hal-hal kayak gitu kan bisa kita percaya dan telan mentah-mentah. Menjadi musyrik kan kalo kita percaya penuh bahkan sampai melupa bahwa kita punya Tuhan sebagai satu-satunya yang wajib kita yakini. Tapi (lagi) sebagai manusia yang diberi kemampuan berpikir kita pasti bisa memilah-milah, donk? Kita pasti lihat dulu mana yang sekiranya masuk akal dan mana yang sekiranya cuma ramalan semata. Kalo aku pribadi, setelah baca ramalan zodiak, hal-hal yang baik aku amini, dan yang jelek sebagai bahan antisipasi. Sederhana, kan?

 

Ok, kata pengantarnya udah kebanyakan. Langsung aja, ya. Sebenarnya yang mau aku bahas di sini ya jelas zodiak aku sendiri, donk. Leo. Aku Leo yang lahir di bulan Agustus minggu pertama. Yang bisa nebak tanggal aku kasih puisi, *lah

Ngomong-ngomong soal Leo, ada yang bilang (bahkan banyak) bahwa zodiak aku ini sombong, belagu, mukanya angkuh, ngerasa paling benar, nggak bisa dikoreksi, posesif, gampang meledak-ledak selanjutnya menyesal dan minta maaf. Pokoknya banyak hal-hal minus ada di zodiak aku ini. Percaya atau nggak, aku memang mengakui itu semua (kalau sedang legowo) hahaha…

Kalau soal sombong dan angkuh, mungkin sama sekali ga ada niat ke arah sana. Tapi memang setting-an mukanya itu minta dimaki-maki. Padahal aku juga udah coba untuk rajin senyum, tapi tetap di mata orang itu kelihatan sadis aja. Mungkin kayak kakak tiri, tapi nggak semua yang tiri itu galak, kan? Temenku punya Ibu Tiri, tapi kata dia masih lebih galak aku dibanding ibunya.

 

Dan aku akui untuk bergaul agak pemilih, pemilih dalam artian gini, aku ga suka sama orang yang sedikit-sedikit bercandanya larinya ke arah sex. Karena sex itu buatku bukan bahan bercandaan. Beda kalau konteksnya memang sedang ingin mengupas masalah sex itu sendiri. Jadi kalau ada orang yang lagi asik-asik ngobrol tiba-tiba dia bercanda yang nyerempet ke arah “sana”, responku pasti adem aja. Kalo aku sudah balas cuma “wekawekawekaweka” dan ga ada lanjutannya itu artinya, aku sama sekali nggak tertarik dengan pembahasan itu. Siapapun yang melempar style bercanda semacam itu pasti akan aku perlakukan sama. Mau dia teman, saudara, pacar, guru, dosen, Polisi, TNI, dukun, kurir, driver ojol, tukang gorengan, tukang bubur naik haji, dsb.

 

Soal merasa paling benar, ya memang, sih. Karena dalam mengambil keputusan Leo itu sudah melakukan banyak riset yang jatuhnya jd agak susah dikoreksi. Susah dan tidak bisa itu beda hal ya, gengss.. Kalau alasan orang yang mengoreksi itu masuk akal, sosok si Leo ini pasti bisa nerima, walaupun mukanya jadi rada ga enak, kwkwkwk.

Tapi, di balik itu semua, Leo itu romantis, perhatian, hangat, penuh kejutan, senang mencari-cari info tentang orang yang dia suka secara diam-diam. Dan kalau sudah sayang sama 1 orang, lainnya cuma mainan *eh. Kalo kamu ketemu Leo jadi buaya berarti itu Leo gadungan kwkwkkw.

 

Jadi, buat kamu yang lagi naksir Leo atau memang sedang menjalani hubungan dengan Leo, jangan cepat-cepat patah semangat kalau kamu merasa kamu layak ada di sebelahnya. Perlakukan Leo itu seistimewa mungkin, rajin-rajin memuji, rajin-rajin bilang sayang, fast response, jangan banyak mengeluh, menerima dia apa adanya. Capek? Pasti. Nggak ada yang bilang berhubungan sama Leo itu nggak capek. Tapi liat donk benefitnya, *eakkkkkk.

Tapi, kalau kamu memang nggak yakin sama diri sendiri akan mampu menghadapi Leo, lebih bagus minggat duluan sebelum dia bikin kamu pergi jauh-jauh dengan ulahnya yang ada-ada aja. Karena Leo kalau menghempaskan orang nggak tanggung-tanggung, bahkan dia bisa bikin orang yang tadinya respect jadi unrespect dalam waktu singkat.

Jadi, gimana? Masih semangat atau udah kendor? :D

Tapi, kembali lagi, yagesyaaa… ini opini seorang Leo pada zodiaknya sendiri. Kalau kalian punya pendapat sendiri tentang Leo ya bebas-bebas aja. Namanya juga opini, berseberangan sih wajar-wajar aja.

Anyway, buat yang ikut #30haribercerita sampai ketemu di hari ke-3 besok ya, Gaeees….

Yuk, semangat, yuk!

Minggu, 01 Januari 2023

30 Hari Bercerita - Day 1 - Kisah Malam Tahun Baru, Asam Lambung, dan Balitaku


 


Nggak terasa sudah masuk ke 2023. Dan jatuhnya di hari Minggu. Nggak asik banget, kan? Apalagi buat ibu bekerja seperti saya. Harapannya tanggal merah banyak, gaji naik tiap tahun, dan kerjaannya jangan banyak-banyak. Tapi apa mungkin? Namanya juga harapan, ye, kan?

Sayangnya juga kondisi kurang baik sejak semalam. Asam lambung tiba-tiba ngajak malam tahun baruan. Sebelumnya, sempat jalan-jalan sama anak-anak ke area Galaxy-Bekasi, tapi nggak lama. Ngeliat anak-anak pada lemes ngantuk, padahal sudah tidur siang. Niat mau cari makan akhirnya cuma dapat kembang api. Sampai di rumah pun mereka main sebentar, dan tidur sebelum jam 12. Akhirnya kembang apinya pun nggak jadi dipasang. Mungkin anak-anak paham, ya. Semalam mamanya mau drop, karena sampai demam agak tinggi. Jadi mereka milih tidur aja, mungkin.

Entah harus bersyukur atau sedih punya anak-anak yang lebih betah di rumah dari pada di public area. Intinya nggak selalu mereka happy kalau di ajak keluar rumah. Padahal, di rumah kami sudah diskusi, lokasi mana yang dituju, tapi setelah sampai di tempatnya, alih-alih senang malah manyun minta pulang.

Kembali lagi ke soal asam lambung, ini sakit sudah bertahun-tahun. Sampai nggak bisa bedakan mana asam lambung, mana maag. Dua-duanya itu followers saya. Kalau sudah muncul rasanya cuma mau rebahan, nggak mau lihat orang, pengen gegoleran di kasur. Tapi, apa bisa begitu dengan kondisi masih punya anak balita? Jelas, tidak! 😕😕

Apalagi anak saya aktif bukan main. Perempuan tapi agak tomboy. Beda sama saya yang manis, halus, lemah lembut, dan kemayu.

Anak kedua saya, si Orlee, dia perempuan, usianya baru 3,5tahun. Dia itu memang lebih dekat sama saya dibanding papanya. Pokoknya apa-apa mama. Tantrum juga yang boleh meluk dia cuma mama. Definisi anak perempuan lebih dekat sama mamanya ya si Orlee ini. Lihat saya pakai celana panjang aja histerisnya udah kayak mau ditinggal umroh. Pokoknya, mamanya harus di rumah, dasteran. Nggak boleh dandan, karena kalau dandan pasti mamanya mau pergi dan dia ditinggal. Padahal saya kan kerja, bisa dibayangkan main kucing-kucingan tiap hari sama dia?

Tapi biar gimana pun, saya menikmati aja masa-masa kayak gini. Saat asam lambung atau maag muncul, tetap harus gendong Orlee, harus nenangin dia kalo tantrum, masih harus nyuapin dia karena masih suka manja nggak mau makan sendiri. Ngurus semua kebutuhan dia dari A-Z adala kewajiban saya. Lagi pula ini nggak akan lama. Waktu terus berjalan, anak-anak makin besar, giliran saya yang harus terbiasa seorang diri tanpa mereka.

Ah, kok jadi sedih. Nggak … nggak. Di awal tahun ini, saya mau semua lebih baik, apa yang dikasih ke saya harus saya terima, cobaan kayak apa harus dimakan, yang pasti harapan saya, saya bisa sehat terus supaya bisa nemenin anak-anak sampai waktunya mereka mandiri.
Selamat tahun baru 2023, teman-teman.