Liburan Hemat di Tengah Cuaca Ekstrem Penghujung Desember
Semalam, Whatsapp Group kantor saya ramai membahas info yang beredar
tentang akan datangnya hujan ekstrem dan badai di beberapa wilayah Bogor,
Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Hal itu tentu cukup membuat ketar-ketir, karena banyak di antara kami yang tinggal di area tersebut. Termasuk saya yang berdomisili di Bekasi. Beberapa rekan memutuskan WFH hari ini, walaupun apa yang diberitakan statusnya masih “prediksi”. Atasan saya memahami kekhawatiran kami sehingga memberi kebijakan untuk mereka yang mau WFH dipersilakan.
Sebelum munculnya prediksi-prediksi ini, saya pribadi sudah merasakan
cuaca yang tidak karuan di seputaran Bekasi. Seminggu belakangan awan mendung
sejak pagi sudah menjadi pemandangan sehari-hari. Air di Bekasi yang biasanya bersuhu
normal, beberapa hari belakangan jadi lebih dingin. Hujan lebat sering datang
tiba-tiba kemudian stop kurang lebih 10-15 menit kemudian kembali hujan lagi dengan
debit yang sama. Kebetulan blok rumah saya khususnya, tanpa hujan yang
terus-menerus pun kerap banjir, karena ada bagian tanah yang sedikit cekung
sehingga jalan masuk ke luar blok itu sering tergenang. Yang saya khawatirkan
jika terjadi banjir besar seperti tahun 2018 lalu, tinggi air bisa mencapai
dada orang dewasa. Banyak rumah-rumah kosong di perumahan ini yang dibiarkan
begitu saja oleh para pemiliknya.
Sudah sejak awal Desember para pemilik bisnis tempat wisata sudah membuat
penawaran promo besar-besaran. Baik wisata indoor maupun outdoor. Hal itu jelas
menarik banyak peminat. Apalagi saat ini review untuk tempat-tempat wisata
mudah sekali ditemukan di media sosial baik dalam bentuk tulisan maupun video. Mengingat
kita baru saja lepas dari pembatasan akibat pandemi Covid-19 kemarin, sehingga banyak orang yang sudah
tidak sabar untuk menikmati liburan akhir tahun seperti biasa. Kompas.ID sudah
memberitakan mbahwa tingkat okupansi hotel sudah capai 90%.
Namun sayangnya, kondisi cuaca yang tidak menentu ditambah dengan
informasi yang beredar tentang prediksi badai apalagi menjelang libur Natal dan
Tahun Baru, pastinya membuat banyak orang yang sudah merencanakan liburan
bersama keluarga merasa kecewa. Apalagi jika sudah booking tempat karena takut fully
booked. Menarik dana booking fee jelas tidak mungkin, rata-rata uang tidak akan
bisa kembali, jika pun bisa dikembalikan tidak akan full 100%.
Namun, saya termasuk orang yang selalu memutuskan rencana liburan di H-2 atau
bahkan H-1. Memang terkesan akan sangat repot menyiapkan segala hal dalam waktu
yang singkat. Tapi karena ini sudah berlangsung bertahun-tahun sehingga saya
mulai terbiasa dengan pola semacam itu.
Alasan yang mendasari biasanya karena saya takut jika sudah merencanakan
jauh-jauh bahkan sampai booking tempat dll, ternyata ada hal-hal mendadak muncul
di tanggal yang bersamaan yang tidak bisa diganti ke hari lain.
Termasuk tahun ini, saya justru tidak berencana liburan ke luar rumah. Untungnya
kedua anak saya tidak complain dengan keputusan ibunya yang super hemat ini,
hehehe. Walaupun demikian bukan berarti saya tidak menyiapkan apa – apa untuk
menghabiskan masa liburan anak – anak, terutama untuk anak saya yang baru masuk
SD.
Saya sudah merencanakan akan camping di depan rumah. Hal ini sudah pernah
saya lakukan di tahun lalu saat weekend dan bertepatan dengan suami pulang setelah
dinas luar kota selama beberapa bulan. Ternyata anak saya ketagihan dan mau
mengulanginya lagi. Saya hanya modal membeli tenda, beberapa bungkus snack dan
minuman ringan, juga bahan-bahan untuk membuat shabu dan grill ala-ala.
Berikut ini adalah foto-foto kami di tahun lalu.
![]() |
Bahan-bahan untuk shabu & grill |
![]() |
Si bontot dan papanya |
![]() |
Memanfaatkan kompor biasa |
![]() |
Lampu Led murah meriah supaya lebih meriah :D |
Saya kasih bocoran biaya liburan hemat ini, ya.
- Harga Tenda Dome : 198.000
- Lampu LED : 49.000
- Snacks dan Minuman ringan : 60.000
- Shabu and grill + sayuran : 150.000 – 180.000
Untuk peralatan masaknya pakai yang ada saja. Itu kompor 2 tungku kami pindah dari dapur ke teras. Wajan anti lengket kami jadikan tempat untuk grill.
Liburan nggak harus mahal, di rumah pun bisa asalkan semua pihak sepakat
dan mau kerja sama. Mulanya saya agak khawatir dengan ide ini, mengingat teman-temannya
yang memiliki orang tua yang tidak tanggung-tanggung untuk urusan liburan.
Banyak hal yang saya bayangkan sebelumnya, mungkin nanti dia iri, kecil hati, dsb.
Namun karena kami sebagai orang tua membuat momen camping di depan rumah itu
berkesan sehingga anak kami pun menikmatinya. Minimal saat nanti waktunya masuk
sekolah ada hal yang bisa dia ceritakan ke teman-temannya.
Salam sayang,
Tulisan ini saya Post juga di :
https://www.kompasiana.com/tobyalaric/63ac264a0788a3742100f6c2/cuaca-ekstrem-tak-menentu-liburan-hemat-di-rumah-pun-nggak-masalah
0 comments:
Posting Komentar